Batlayeri: Jangan Jadikan Rakyat Tanimbar Sebagai Penonton Di Rumah Sendiri
Ambon, News Medianusantara.com - DPRD dan Pemerintah Kabupaten Kepulauan Tanimbar akan melakukam upaya lanjutan jika DPRD dan Pemerintah Provinsi Maluku tidak menyetujui rekomendasi yang menjadi acuan dari keinginan dan harapan rakyat di Bumi Duan Lolat itu, untuk menjadikan KKT sebagai daerah penghasil Blok Masela, dengan adanya porsi dari participating interest (PI) 10 Persen yang telah diberikan oleh pemerintah pusat kepada pemerintah provinsi Maluku, dalam pengelolaan Blok Masela.
Langkah lanjutan yang dimaksud, yaitu mengaduhkan kepada Pemerintah Pusat terhadap ketidakadilan proposional dari Pemerintah Provinsi Maluku.
"Jika memang Pemerintah Provinsi dan DPRD tetap sekukuh untuk tidak memberikan hak-hak sebagaimana diatur dalam perundang-undangan, maka kami juga akan berdiri dengan otonomisasi kami.
Dan kami akan langsung mengadu kepada pemerintah pusat, terhadap ketidakadilan proposional. Penegasan ini, disampaikan Ketua DPRD KKT, Jaflaun Batlayery, kepada wartawan di Ambon, Senin, (15/3/2021).
Jamlain mengatakan, Pemerintah Pusat telah memberikan PI 10 Persen, hal ini membuktikan bahwa Maluku adalah daerah penghasil, terutama Kepulauan Tanimbar sebagai daerah pengelolaan industri dan eksploitasi Migas.
Hal ini tertuang dalam regulasi perundang-undangan terkait dengan Migas termasuk Peraturan Menteri ESDM nomor 37 tahun 2016, tentang pengelolaan PI.
"Oleh sebab itu, suka tidak suka, Gubernur dan DPRD Provinsi Maluku harus memprioritas apa yang menjadi hak-hak untuk Kabupaten Kepulauan Tanimbar terkait PI 10 persen, dimana harus menetapkan kabupaten Kepulauan Tanimbar sebagai kabupaten Penghasil,"ungkapnya.
Jamlain menambahkan, DPRD Maluku bagaikan payung, aspirasi bagi 11 kabupaten / kota yang ada di Maluku. Dan DPRD masih bisa berperan normal secara universal pada seluruh kabupaten / kota yang hendaknya datang menyampaikan aspirasi.
"Sebagai pucuk pimpinan legislatif Kepulauan Tanimbar, dirinya meminta Gubernur dan Ketua DPRD untuk bijaksana terhadap proses pembagian hak-hak PI 10 persen.
"Tanimbar adalah Maluku pak Gubernur, olehnya itu mesti dilayani dan dijawab secara totalitas, jangan memandang sepeleh,"
"Sesuatu yang terjadi dan dirasakan akibat baik dan buruk, jangan jadikan rakyat Tanimbar sebagai penonton di rumah sendiri, harus jadikan rakyat tanimbar sebagai pelaku utama dalam pengelolaan Migas, karena kegiatan dan aktifitas Blok Masela akan terjadi di kabupaten ini,"sambungnya.
Tak bosan, dirinya kembali menegaskan kepada Gubernur, Murad Ismail untuk melihat suasana dan kondisi ini tidak ada pada pendirian privatisasi, tetapi harus berdiri sebagai pemerintah yang adil dan profesional terhadap hak-hak rakyat dalam proses pembangunan terkhususnya dalam pengelolaan Blok Masela.
"Rakyat Tanimbar harus diberikan perhatian serius oleh pemerintah provinsi. Karena kita akan mengalami segala kosekuensi dalam pengelolaan Blok Masela,"tandasnya.(MN-02)
Belum Ada Komentar