Tiakur, Medianusantara. com- Dengan merebaknya covid-19 atau corona virus yang mewabah hampir di seluruh dunia, membuat seluruh daerah bergerak cepat dalam upayah melakukan tindakan penanganan dan pencegahan di wilayah masing-masing, tak terkecuali di Maluku Barat Daya.
Hal ini di ungkapkan Sekretaris Daerah Maluku Barat Daya Drs. A. Siamiloy M.Si saat dikonfirmasi awak media di ruang kerjanya senin 23/3 .
Pemerintah daerah Maluku Barat Daya telah mengeluarkan surat edaran kepada setiap instansi Pemerintah dan sekolah-sekolah yang ada di Maluku Barat Daya untuk libur selama satu bulan. "Semalam, surat edaran sudah dibawa oleh kepala badan penanggulangan bencana daerah ke kediaman saya dan sudah saya teken dan mulai hari ini diumumkan dan besok 24/3 sudah bisa libur," kata sekda.
Dijelaskan, untuk instansi Pemerintah maka hanya 75 persen pegawai yang diliburkan / dirumahkan sementara 25 persen lainnya tetap berkantor karena ada hal-hal penting yang sangat urgen maka bisa dipanggil ke kantor ujarnya.
Soal penanganan covid-19 di Maluku Barat Daya Sekda menambahkan, saat ini Pemkab MBD sudah memasang dua buah alat detektor (geothermal) yang berfungsi untuk mengecek suhu tubuh dan kedua alat tersebut kini telah ditempatkan bersama tenaga medis pada Bandara Yos Imsula Orno dan pelabuhan kaiwatu imbuh dia.
Untuk antisipasi dampak dari covid 19 Pemerintah melockdown atau menutup jalur masuk keluar wilayah indonesia di wilayah MBD sekda jelaskan, dalam rangka mengantisipasi hal tersebut maka walaupun statusnya "lock down" namun jaminan stok sembako dan beras di wilayah MBD tetap jalan.
"Kan ada mekanisme penyaluran dari Bulog ke kabupaten/kota itu tetap jalan" selanya.
Sekda juga menghimbau kepada masyarakat Maluku Barat Daya agar berperilaku hidup sehat seperti selalu mencuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir, menjaga jarak saat berkomunikasi jangan kurang dari 1 meter, perbanyak makan buah dan sayur.
Masyarakat juga diminta agar tetap mengisolasi diri di rumah serta tetap menjaga komunikasi dan interaksi dengan orang yang baru tiba dari lokasi atau daerah terdampak serta patuhi segala instruksi dari Pemerintah (Jgr)