Ambon, News Medianusantara.com,– Dalam rangka mencegah maraknya aksi tawuran pelajar di kota Ambon, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Provinsi Maluku
menggelar pertemuan khusus dengan seluruh Kepala Sekolah, pada Kamis, (14/8/2025).
Pertemuan itu membahas langkah-langkah pengawasan serta respons cepat terhadap potensi konflik antar pelajar.
Dalam pertemuan tersebut, kepala Dinas telah menegaskan agar sekolah bersama guru lebih aktif dalam melakukan pembinaan dan pengawasan bagi para siswa.
Hal ini disampaikan, Kepala Bidang SMK, Annisa, SE., di ruang kerjanya kepada wartawan, Rabu, (20/8/2025).
Annisa menambahkan, semua kepala sekolah dan guru harus mampu menangani siswanya masing masing, agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, seperti tawuran.
Selain pencegahan tawuran yang menjadi salah satu poin penting, juga kedisiplinan dan perlu adanya koordinasi antar pendidik.
Menurutnya, guru harus berkoordinasi dengan atasan agar tercipta kekompakan dalam satuan pendidikan.
"Nah ini menjadi bahan evaluasi bagi para Kepala Sekolah terutama bagi guru Bimbingan Konseling (BK) yang memiliki peran penting, agar lebih intensif melakukan pendekatan dan pembinaan karakter para siswa
"Aksi tawuran yang terjadi, yang melibatkan pelajar SMK Negeri 3 Ambon, menjadi perhatian serius. Kendatipun tawuran ini terjadi di luar lingkungan sekolah, perlu adanya pengawasan, sehingga setiap pelajar yang terlibat dalam aksi tawuran akan dikenakan sanksi.
Anak anak yang terlibat tawuran akan diberikan sanksi dan kami akan serahkan proses hukumnya ke polisi,"ujarnya.
Terkait usulan warga, agar siswa yang berdomisili di Kabupaten Maluku Tengah tidak lagi bersekolah di wilayah kota, Annisa menilai, hal ini tidak mudah diterapkan, terutama untuk jenjang SMK yang memiliki jurusan keahlian khusus.
"Sekolah SMK memiliki kompetensi keahlian yang berbeda dan tidak tersedia di semua daerah.
“Kalau untuk jenjang SMA mata pelajaran semua sama, tapi untuk jenjang SMK punya kompetensi khusus, misalnya jurusan nautika kapal penangkap ikan, desain bangunan, kelistrikan, atau permesinan. Itu tidak semua sekolah punya,"terangnya.
Ditambahkan, untuk pembukaan jurusan di SMK, bergantung pada ketersediaan tenaga pendidik dengan keahlian khusus sesuai jurusan
“ Nah harus ada gurunya, guru kompetensi khusus. Kalau tidak ada gurunya, otomatis jurusan itu tidak bisa berjalan dan tidak bisa membuka program itu.Ini memang tantangan yang kita hadapi,” jelasnya.
Sebagai langkah tindak lanjut, Disdikbud Maluku telah menyiapkan agenda untuk kunjungan langsung ke sekolah sekolah untuk memberikan sosialisasi kepada para siswa, agar para siswa menanamkan rasa kesadaran, sekolah adalah tempat untuk belajar dan meraih masa depan, "pungkasnya. (MN-02)
Sumber : https://newsmedianusantara.com/cegah-aksi-tawuran-pelajar-dinas-pendidikan-maluku-akan-beri-sangsi-detail-459247