Jemaat GPM Bethabara Kayu Tiga Gelar Persidangan Ke-39 Dengan Menerapkan Prokes

Jemaat GPM Bethabara Kayu Tiga Gelar Persidangan Ke-39 Dengan Menerapkan Prokes

AMBON,News Medianusantara.com - Jemaat Gereja Protestan Maluku (GPM) Bethabara Kayu Tiga, Kota Ambon melaksanakan persidangan jemaat ke-39. 
Persidangan yang berlangsung di gedung Gereja Bethabara jemaat (GPM) Kayu Tiga dengan menerapakan protokol kesehatan (Prokes) Covid-19, persidangan dibuka oleh Majelis Pekerja Harian (MPK) Klasis Kota Ambon, Penatua MJ Sapteno, minggu (13/02/2022).  
Sapteno, mengatakan sidang jemaat merupakan agenda Gereja yang dilaksanakan setiap tahun untuk mengevaluasi dan menyusun program kerja setiap tahun berjalan. 
Dikatakan dalam persidangan ini, kita mengacu pada renstra didalamnya terdapat program dan kegiatan, terbagi dalam tiga anatara lain, umat, pelayan dan kelembagaan. untuk itu, benar-benar diperhatikan, sehingga program dan kegiatan yang nantinya ditetapkan dalam perisdangan ada perubahan dalam jemaat ini, ungkapnya. 

img-1644753949.jpg

Sapteno mengakui, seringkali pelayan mengeluh jemaat jarang pergi ke ibadah, tapi mereka tidak tahu secara mendalam kehidupan di masing-masing kehidupan jemaat. Contohnya pendapat jemaat hanya Rp500 ribu/bulan, tentu dirasa tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan, ditambah pergi ke ibadah harus ada uang persembahan. Hal ini turut menjadi faktor kenapa jemaat jarang pergi ke ibadah.
Olehnya itu, hal-hal kecil seperti ini harus diperhatikan dengan baik, karena iman diikuti oleh ekonomi, kalau ekonomi tidak beres, itu yang menjadi masalah. 
"Kalau saya lihat program kita terus berputar itu-itu saja, yang menjadi persoalan setiap tahun apakah kita membuat evaluasi untuk melihat trend kenaikan dari program dan kegiatan yang dilakukan ataukah hanya berjalan lurus ataukah semakin menurun. Jadi harus diperhatikan dengan baik,"ujarnya. 
Sapteno kembali mencontohkan, kalau setiap tahun disusun program pemberdayaan ekonomi jemaat, tetapi tidak ada perubahan, karena hanya bersifat konsumtif dari pada produsen.  
"jadi saya pikir budaya kerja kita, budaya kesadaran kita hampir tidak ada, ini perlu di evaluasi dengan baik untuk kemajuan pelayanan di setiap jemaat,"pintanya. 
Sementara itu Ketua Majelis Jemaat GPM Bethabara, Pdt M Lorwens menjelaskan tema persidangan "Beritakanlah tahun rahmat Tuhan telah datang dan kerjakanlah keselamatan" dan sub tema "Membangun Gereja yang memiliki ketahanan dan daya juang demi kualitas hidup bersama ditengah pergumulam pandemi Covid-19 dan tranfornasi digital", membuktikan gereja berkehendak mengakutualisasikan tanggungjawabnya terhadap kehidupan, secara khusus dimensi membangun insan gerejawi dengan memilikikethanan dan daya juang serta kualitas.  
Menurutnya, saat ini jemaat sementara hidup pada masa tranformasi digital dan pandemi Covid-19, tentu bukanlah hal kecil dan mudah, masyarakat global berhadapan dengan kerumitan besar menangani dampak negatif era digital dan pandemi. Hal ini tentu menjadikannya sebagai inspirasi untu mmemikirkan dan merumuskan program yang beroroientasi kemanusiaan secara konkrit dan realitistis. 
"Renstra adalah koridor, parametris, pragmatic, penetapan program dan oleh sebab itu hendaklah di optimalkan dengan baik,"harapnya.  

img-1644754164.jpg

Ketua panitia persidangan Alfred Kakiay, dalam laporannya mengatakan persidangan diikuti 92 orang ini bersamaan dengan pergumulan sesuai tema dan sub tema yang ditetapkan GPM. 
Menurutnya, sub tema "Membangun Gereja yang memiliki ketahanan dan daya juang demi kualitas hidup bersama ditengah pergumulam pandemi Covid-19 dan tranfornasi digital", memperlihatkan tatangan besar yang ada dalam pergumulan iman dan pelayan GPM, terutama pandemi covid-19 yang masih terus mengacam dunia termasuk maluku dengan varian baru omicron. 
Kemudian pada sisi tranformnasi digital dengan perkembangan dunia, membuat seluruh warga GPM dan pelayan harus siap mengikuti perkembangan dunia yang serba modern dan canggih. untuk itu, melalui persidangan ini agar dapat melahirkan program kontributif bagi pengembangan pelayanan ditengah-tengah jemaat 
"Prinsipnya setiap keputusan iman yang diambil dalam persidangan ini semuanya bermuara untuk kepentingan pelayanan dalam jemaat ini, serta mendatangkan hormat dan kemualiaan nama Tuhan Yesus Kristus sang pemilik kebun anggur,"pungkasnya.

Sumber : https://newsmedianusantara.com/jemaat-gpm-bethabara-kayu-tiga-gelar-persidangan-ke-39-dengan-menerapkan-prokes-detail-440905