Widya : Sampah Masih Dipandang sebagai Barang Sisa tak Berguna
Bula, News Medianusantara.com - Masalah sampah saat ini tidak lagi merupakan masalah orang per orang, atau masalah sekelompok orang. Sampah telah menjadi masalah global yang berdampak luar biasa terhadap lingkungan dan manusia.
Persoalan mendasar saat ini, adalah sampah masih dipandang sebagai barang sisa yang tidak berguna, mengganggu dan harus dibuang. Hanya sedikit orang yang menganggap sampah sebagai sumber daya yang perlu dimanfaatkan.
Hal ini disampaikan Widya saat menghadiri kegiatan edukasi pengelolaan sampah di Kabupaten Seram Bagian Timur (SBT) Tahun 2021, Kamis, (24/6/2021).
Selama ini sampah selain dikumpulkan, diangkut lalu dibuang ke Tempat Pemprosesan Akhir (TPA), sampah juga dibakar atau dibuang begitu saja ke lingkungan, sungai dan pantai atau laut. Sementara volume sampah terus meningkat di TPA. Selain membutuhkan ketersediaan lahan dari waktu ke waktu, tetapi juga dapat mengancam lingkungan dan mahluk hidup.
"Kita perlu belajar dari kejadian longsaran gunungan sampah setinggi 60 meter di TPA Leuwi Gajah, Kota Cimahi, Jawa Barat, yang menewaskan 157 orang pada tahun 2005. Juga longsoran gunungan sampah di Ambon pada Tahun 2016 yang merenggut enam nyawa serta kerugian material lainnya," kata Widya.
Menurut Widya, sampah rumah tangga adalah sampah yang paling banyak dihasilkan setiap hari. Oleh karena itu, peran keluarga sangat penting untuk mengurangi volume sampah ke TPA dengan menerapkan konsep Kurangi, Pilih dan Olah dari sumbernya
Sampah kini menjadi perhatian utama dan perlu melibatkan seluruh komponen masyarakat dalam pengelolaannya, mengingat persoalan sampah saat ini merupakan persoalan serius dan memerlukan kepedulian dan perhatian secara terus menerus.
"Semakin bertambahnya timbunan sampah dan belum tertangani dengan baik, pertanda masih rendahnya kesadaran, pemahaman dan kepedulian masyarakat. Sampah dipandang barang buangan yang tidak bermanfaat. Padahal jika dikelola dengan baik dan benar, sampah memilki nilai ekonomi," ujar Widya.
Untuk itu, kata Widya, edukasi pengolahan sampah dari sumbernya harus dilakukan secara intens dan berkesinambungan, sehingga diharapkan sampah tidak lagi merupakan sumber masalah bagi kesehatan dan lingkungan dan dapat memberikan manfaat ekonom bagi keluarga.
"Saya menyampaikan terima kasih dan apresiasi kepada seluruh komponen masyarakat, yang turut membantu pemerintah mengatasi berbagai persoalan lingkungan, khususnya kepada TP-PKK dan seluruh stakeholder serta kelompok masyarakat lainnya yang ikut berperan dalam mengatasi persoalan sampah," katanya.
Widya lalu mengajak, semua pihak yang hadir mengikuti kegiatan edukasi tersebut mendapat pelajaran tentang pengolahan sampah rumah tangga, terutama penggunaan Komposter dan Biopori, yang nantinya dapat diterapkan secara luas di Kabupaten SBT.
Turut hadir dalam kegiatan Edukasi ini, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Maluku Roy Siauta, pimpinan OPD lingkup Pemkab SBT, jajaran TP-PKK Kabupaten/Kecamatan dan desa di SBT, jajaran Dharma Wanita Perempuan (DWP) di Kabupaten/Kecamatan SBT.(*). Medianusantara.com - Masalah sampah saat ini tidak lagi merupakan masalah orang per orang, atau masalah sekelompok orang. Sampah telah menjadi masalah global yang berdampak luar biasa terhadap lingkungan dan manusia.
Persoalan mendasar saat ini, adalah sampah masih dipandang sebagai barang sisa yang tidak berguna, mengganggu dan harus dibuang. Hanya sedikit orang yang menganggap sampah sebagai sumber daya yang perlu dimanfaatkan.
Hal ini disampaikan Widya saat menghadiri kegiatan edukasi pengelolaan sampah di Kabupaten Seram Bagian Timur (SBT) Tahun 2021, Kamis, (24/6/2021).
Selama ini sampah selain dikumpulkan, diangkut lalu dibuang ke Tempat Pemprosesan Akhir (TPA), sampah juga dibakar atau dibuang begitu saja ke lingkungan, sungai dan pantai atau laut. Sementara volume sampah terus meningkat di TPA. Selain membutuhkan ketersediaan lahan dari waktu ke waktu, tetapi juga dapat mengancam lingkungan dan mahluk hidup.
"Kita perlu belajar dari kejadian longsaran gunungan sampah setinggi 60 meter di TPA Leuwi Gajah, Kota Cimahi, Jawa Barat, yang menewaskan 157 orang pada tahun 2005. Juga longsoran gunungan sampah di Ambon pada Tahun 2016 yang merenggut enam nyawa serta kerugian material lainnya," kata Widya.
Menurut Widya, sampah rumah tangga adalah sampah yang paling banyak dihasilkan setiap hari. Oleh karena itu, peran keluarga sangat penting untuk mengurangi volume sampah ke TPA dengan menerapkan konsep Kurangi, Pilih dan Olah dari sumbernya
Sampah kini menjadi perhatian utama dan perlu melibatkan seluruh komponen masyarakat dalam pengelolaannya, mengingat persoalan sampah saat ini merupakan persoalan serius dan memerlukan kepedulian dan perhatian secara terus menerus.
"Semakin bertambahnya timbunan sampah dan belum tertangani dengan baik, pertanda masih rendahnya kesadaran, pemahaman dan kepedulian masyarakat. Sampah dipandang barang buangan yang tidak bermanfaat. Padahal jika dikelola dengan baik dan benar, sampah memilki nilai ekonomi," ujar Widya.
Untuk itu, kata Widya, edukasi pengolahan sampah dari sumbernya harus dilakukan secara intens dan berkesinambungan, sehingga diharapkan sampah tidak lagi merupakan sumber masalah bagi kesehatan dan lingkungan dan dapat memberikan manfaat ekonom bagi keluarga.
"Saya menyampaikan terima kasih dan apresiasi kepada seluruh komponen masyarakat, yang turut membantu pemerintah mengatasi berbagai persoalan lingkungan, khususnya kepada TP-PKK dan seluruh stakeholder serta kelompok masyarakat lainnya yang ikut berperan dalam mengatasi persoalan sampah," katanya.
Widya lalu mengajak, semua pihak yang hadir mengikuti kegiatan edukasi tersebut mendapat pelajaran tentang pengolahan sampah rumah tangga, terutama penggunaan Komposter dan Biopori, yang nantinya dapat diterapkan secara luas di Kabupaten SBT.
Turut hadir dalam kegiatan Edukasi ini, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Maluku Roy Siauta, pimpinan OPD lingkup Pemkab SBT, jajaran TP-PKK Kabupaten/Kecamatan dan desa di SBT, jajaran Dharma Wanita Perempuan (DWP) di Kabupaten/Kecamatan SBT.(*).
Belum Ada Komentar