Anggota Komisi VII DPR RI Mercy Barends Minta Pemkot Ambon, Mempersiapkan Konversi Mitan ke LPG
Ambon, News Medianusantara.com, - Ditargetkan bulan Juli mendatang terminal Liquified Petroleum Gas (LPG) di lokasi terminal transit BBM Wayame sudah mulai beroperasi.
Hal ini ditandai progres pembangunan dua tanki yang beradal di TBBM Wayame, sudah mencapai 95 persen.
"Kalau untuk tanki kapan di pakai, diupayakan di bulan juli, kita sudah bisa beroperasi, penegasan ini disampaika Samsul Alam Full Terminal Manager Wayame, kepada wartawan usai meninjau pembangunan Tanki LPG bersama Anggota Komisi VII DPR RI, Dapil Maluku, Mercy Chriesty Barends, didampinggi Awan Raharjo, Region Manager Ritel Sels Papua Maluku, Senin (1/3/2021).
Dikatakan, dua tanki masing-masing memiliki kapasitas 1000 metric ton.
Sementara infrastruktur untuk dermaga pembangunannya baru mencapai 15 persen, namun diupayakan dalam tahun ini sudah rampung.
Menindaklanjuti hal tersebut, Anggota Komisi VII DPR RI, Mercy Barends meminta pemkot Ambon, untuk segera mempersiapkan untuk konversi Mitan ke LPG.
"Sebenarnya ini belum ada ketetapan untuk konversi dari Mitan ke Gas untuk Maluku, karena masih menunggu persiapan semua,"akuinya.
"Tadi kan sudah dijelaskan bulan Juni diperkirakan kontruksinya jalan dan sudah bisa dimanfaatkan, tetapi kalaupum misalnya jalan, sambil menunggu jetinya dermagnya juga tuntas kira-kira bulan Desember, tapi semuanya diharapkan dalam tahun ini, jika tidak ada kendala apapun, kita upaya dipercepat,"sambungnya.
Menurutnya, untuk tanggungjawab dari DPR-RI, harus sejalan dengan penyelesaian yang ada disini. Begini pembangunan tanki selesai baru di gong pada rapat Banggar maupun di Komisi VII untuk memasukan Maluku dalam kouta BBM LPG bersubsidi atau LPG 3 kg.
"Pasti akan masuk, karena 4 yang sementara dipriorotaskan, Maluku, Papua, Kupang, dan satu lainnya. Jadi ini kita harapkan,"cetusnya.
Terhadap situasi itu, dirinya mintakan adanya kerjasama semua pihak, karena selama ini masyarakat sudah hidup terlalu dengan minyak tanah, jika beralih ke gas atau LPG akan terjadi perubahan gaya hidup, apalagi penggunaannya ramah lingkungan bersih, sehat.
Untuk itu, pertamina akan mempersiakan masyarakat dari sisi medianya, sehingga bisa memahami penggunaan LPG.
"Untuk kalangan menengah keatas di kota Ambon rata-rata sudan menggunakan LPG 12 KG, sedangkan menengah kebawah masih menggunakan Mitan. Alasanya takut meledak, bocor, kelangkaan.
"Hal ini yang sementara dipersiapkan, guna memberikan pemahamanan kepada masyarakat lewat sosialisasi, baik dilakukan pemerintah maupun pertamina," tuturnya
Untuk tahap pertama, jelasnya kosentrasi di kota Ambon, sehingga menjadi role model bagi kabupaten/kota lain. Setelah itu kemudian ke pulau seram.
"Ini yang paling terdekat kita bisa lakukan, karena masyarakatnya cukup tanggap informasi dan pengetahuan untuk menggunakan elpiji 3 Kg. Sesudah itu baru dilamjutkan dengan kabupaten/kota lain,"tukasnya.
Mercy mengakui, untuk pulau pulau kecil agak sulit jika diberlakukan tahap awal, karena butuh banyak persiapan, dan membutuhkan biaya.
Sehingga kondisi Maluku berciri kepulauan yang sulit dijangkau, maka akan menggunakan dua subsidi, tetap akan konversi LPG jika itu akan jalan, mitan juga harus ada tetap ada di pulau-pulau yang sama sekali LPG tidak bisa masuk.
"Jadi ini memang pertarungan kita yang ada di komisi VII. Karena takutnya biasanya dari sisi ketentuan, konversi berlangsung mitan ditarik, ini yang kita takutkan muncul gejolak sosial yang ada di masyarakat, akhirnya kita susah, pemda dimarahin, pemkot jiga ketiban masalah, jafi sejak awal konsolidasi dan sosialisasi kita upayakan sehingga bisa memperkcil seluruh persoalan yang akan dihadapi kedepan,"tuturnya.
Lebih lanjut dikatakan, perlu adanya
kerjasama dengan pihak ketiga atau swasta, mengingat hal ini tidak bisa dikelola pertamina sendiri. Sehingga SPBE bisa dikelola pihak swasta, tetapi juga bisa dikelola BUMDes atau gabungan BUMDes.
Sembari berharap, masyarakat Maluku dapat menyambut dengan gembira kehadiran konvensi energi ini. Dengan ini sudah ada, dan akan diresmikan, serta dioperasikan dapat menurunkan harga. Dulunya diambil dari surabaya, sekarang kan sudah ada disini maka harganya akan turun. Kan berguna bukan hanya orang kecil tetapi juga petani, nelayan. (MN- 02)
Belum Ada Komentar