Eksekusi Ekonomi PT SIM: Kebijakan Asri Arman Bupati SBB,Picu Aksi Palang Jalan

Ambon, News Medianusantara.com - Aksi palang jalan utama di Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB) meledak sebagai bentuk perlawanan warga terhadap kebijakan Bupati Asri Arman yang dinilai tidak peduli terhadap masyarakat di beberaoa negeri dapat merusak masa depan ratusan keluarga.

Keputusan Asri Arman menghentikan aktivitas PT Spice Island Maluku (SIM), perusahaan perkebunan pisang abaka, dinilai bukan sekadar penutupan operasi, tetapi eksekusi ekonomi bagi ribuan warga yang menggantungkan hidup pada perusahaan tersebut.

“Ketika pengangguran meroket, bupati malah diam. Ini ironi memualkan bagi seorang pemimpin yang mestinya melindungi rakyatnya,” tegas tokoh muda SBB, Mario Kakesina, lewat rilisnya kepada Tribun Maluku, diteruskan kepada media lain Senin (28/4/2025) di Ambon.

Kakesina menegaskan, penutupan jalan adalah bahasa terakhir rakyat yang sudah terpojok.

“Ini pemakzulan rakyat. Ketua DPRD dan bupati sama-sama diam ketika PHK massal terjadi. Jalan raya kini jadi mimbar protes sekaligus ratapan,” tambahnya.

Menurutnya, jika pemerintah memblokir akses ekonomi dengan membunuh investasi, rakyat membalas dengan memblokir akses transportasi agar penguasa merasakan derita yang sama.

“Di daerah dengan literasi hukum rendah, penutupan jalan adalah bahasa universal: ‘Kami sudah mati langkah!’,” ucap Kakesina.

Asri Arman dinilai mengkhianati konstitusi UUD 1945 Pasal 33 dan Pemerintahan Daerah karena gagal menjalankan fungsi utama sebagai pencipta lapangan kerja.

Alih-alih menarik investor, kebijakan bupati justru mengusir mereka. PT SIM disebut korban politik dari “kedunguan” sang bupati.

Padahal, SBB punya potensi laut yang kaya ikan dan tanah subur. Namun, tanpa strategi hilirisasi, sektor perikanan dan pertanian mandek.

Kebijakan bupati melahirkan efek domino: ratusan warga kehilangan pekerjaan dan kini dilabeli pengacau ketertiban karena memprotes kebijakan yang menjerumuskan mereka.

“Bupati SBB Asri Arman, di mana tanggung jawabmu sebagai pemimpin wilayah ini? Kau gagal total!” tutup Kakesina.